Kecerdasan
Budaya dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian
Editor: Arif Rudi S
Kecerdasan
budaya merupakan kemampuan individu untuk berfungsi efektif dalam lingkungan
budaya yang beragam. Pasukan pemeliharaan perdamaian Indonesia terbukti
memiliki kemampuan yang lebih tinggi
dalam penugasan di negara lain yang berbeda budayanya dibandingkan
dengan pasukan dari negara yang lebih homogen apabila ditinjau dari segi
kecerdasan budaya dipengaruhi oleh:
a.
Indonesia adalah salah satu negara
paling majemuk di dunia;
b.
rakyat Indonesia dipengaruhi secara kuat dengan penghayatan internal yang dalam
tentang (misalnya folklor: lain padang lain belalang, lain lubuk lain ikannya, dimana
bumi dipijak disitu langit dijunjung dan sebagainya)
c.
orang Indonesia mempersepsi dan dipersepsi rekan kerja asing sebagai individu
yang bersedia menyesuaikan diri untuk mewujudkan iklim kerja kelompok yang
positif.
Pada
penelitian Dr. Eri R. Hidayat terhadap pilihan moda keputusan dan kompetensi
lintas budaya dalam operasi perdamaian internasional (studi perbandingan
pasukan pemelihara perdamaian Indonesia (Indobatt) dan Perancis (French QRF),
diperoleh hasil bahwa kecerdasan budaya metakognisi yang dimiliki Indobatt memberikan
kemampuan untuk mempelajari interaksi lintas budaya sehingga terjadi perluasan
kognisi budaya yang menghasilkan intuisi budaya yang kuat daripada French QRF
yang relatif homogen. Hal itu dapat dijadikan dugaan awal bahwa apabila penelitian
tersebut dilakukan terhadap pasukan perdamaian yang lain, mungkin hasilnya akan
sama.
Sumber:
LJ
UTS Semester I,Socio-Cultural Competence and Resilience.Arif Rudi S.DRK, Unhan,
2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar