Rabu, 05 Februari 2020

Ketahanan Sosial Komunitas (Advokat | Pengacara Wonosobo)


Ketahanan Sosial Komunitas
Editor: Arif Rudi S

Pertanyaan:
Ketahanan sosial (social resilience) suatu komunitas, dicirikan oleh kemampuan dari komunitas tersebut untuk mengadopsi nilai-nilai yang cenderung mengarah pada kebersamaan. Sesuai penelitian Hofstede, nilai rata-rata responden Indonesia cenderung lebih kolektivis. Namun demikian, mengapa pada saat terjadi bencana, kita temukan masyarakat Indonesia seolah-olah berebut bantuan, sehingga terlihat sangat individualis dan tidak teratur, berbeda dengan masyarakat Jepang yang saat mengalami tsunami, terlihat sangat kolektif, saling menawarkan bantuan tersebut kepada orang yang lebih membutuhkan? Apakah masyarakat kita sudah menjadi individualis?

Jawaban:
Sesuai penelitian Hofstede nilai rata-rata responden Indonesia cenderung lebih kolektivis yang artinya masyarakat Indonesia mengadopsi nilai-nilai yang mengarah kepada kebersamaan. Akan tetapi pada saat terjadi bencana ditemukan bahwa masyarakat Indonesia saling berebut bantuan sehingga terlihat sangat individualis dan tidak teratur, berbeda dengan masyarakat Jepang ketika mengalami tsunami terlihat kolektif dan saling memberikan bantuan kepada yang membutuhkan. Hal tersebut disebabkan karena Community resilience orang Indonesia rendah meskipun kolektivitasnya tinggi. Community Resilience adalah konsep ketahanan masyarakat yang dikembangkan terutama dalam konteks bencana, gangguan sipil dan perang, di mana badan-badan bantuan mengamati bahwa masyarakat bereaksi berbeda terhadap bencana yang sama. Ketahanan masyarakat merupakan sebuah proses di mana faktor-faktor budaya, politik dan sosial berinteraksi dalam menghadapi kondisi yang merugikan untuk membentuk sebuah komunitas kohesif.

Menurut Manyena (2006), ketahanan masyarakat mencerminkan kemampuan masyarakat untuk menahan tekanan yang berhubungan dengan:
(1)   Besarnya guncangan bahwa masyarakat atau sistem dapat menyerap sambil mempertahankan keadaan tertentu;
(2)  Sejauh mana masyarakat mampu mandiri organisasi;
(3)  Sejauh mana masyarakat dapat membangun kapasitas untuk belajar dan adaptasi.

Rendahnya community resilience orang Indonesia menyebabkan ketika terjadi tsunami masyarakat Indonesia menjadi terlihat Individualis, karena saling berebut bantuan secara tidak teratur dibandingakan masyarakat Jepang yang justru saling menawarkan bantuan kepada yang membutuhkan. Akan tetapi hal itu tidak berarti bahwa masyarakat Indonesia menjadi individualis akan tetapi karena rendahnya community resilience.

Sumber:
LJ UAS Semester I, Socio-Cultural Competence and Resilience, Arif Rudi S. DRK, Unhan, 2014.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Fakta Pengadilan Agama Wonosobo (I)

Penyelesaian Konflik Agraria

Penyelesaian Konflik Agraria Konflik agraria sering terjadi akibat tumpang tindih kepemilikan atau penggunaan lahan antara masya...