Tipe Pemimpin yang Cocok dengan National-Culture-Indonesia
Editor:
Arif Rudi S
Hasil
penelitian Hofstede (1980) dan Trompenaars & Turner (1997) mengelompokkan
negara-negara Asia pada kategori tertentu. Menurut Hofstede national culture dipengaruhi oleh
perbedaan budaya yang bersumber dari individualisme dan kolektivisme,
maskulinitas dan feminitas, orientasi jangka panjang, power distance dan uncertainty
avoidance.
Indonesia
sendiri adalah termasuk negara Asia yang memiliki kemiripan budaya dengan
negara-negara Asia lainnya. Pada aspek power
distance yang diukur oleh Hofstede Indonesia termasuk memiliki skor power distance yang tinggi yaitu 78,
bersama negara-negara Asia lain seperti Malaysia, Filipina, negara-negara Arab,
dan Singapura. Sedangkan negara-negara latin dan negara-negara barat memiliki power distance yang rendah.
Dalam
aspek uncertainty avoidance Indonesia
termasuk memiliki skor yang rendah dengan ranking 41 dari 46 negara yang di-ranking.
Dalam aspek individualisme Indonesia memiliki skor yang rendah pula artinya
Indonesia adalah negara yang memiliki kolektivisme tinggi.
Dalam segi maskulinitas Indonesia
mendapatkan skor rendah. Akan tetapi dari segi Long term orientation, negara-negara Asia lebih tinggi skornya
daripada negara-negara barat.
Dari
aspek-aspek tersebut tampak bahwa agar Indonesia bisa maju, maka sosok pemimpin
yang tegas dan keras, akan tetapi adil
dan mementingkan rakyat banyak serta tidak korupsi sangat dibutuhkan.
Negara-negara macan Asia seperti Korea Selatan, Singapura, dan Taiwan berhasil
bangkit menjadi negara maju karena dipimpin oleh orang-orang otoriter tetapi tidak mementingkan diri
sendiri. Indonesia harus dapat berkaca dari negara-negara tersebut
(mengingat kemiripan dalam berbagai aspek tersebut) agar Indonesia dapat menjadi negara maju namun tetap
berdasarkan prinsip demokrasi.
Sumber:
LJ
UTS Semester I,Socio-Cultural Competence and Resilience.Arif Rudi S.DRK, Unhan,
2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar