Rabu, 05 Februari 2020

Perubahan Sikap Melalui High Cognitive Effort Persuasion (Advokat | Pengacara Wonosobo)


Perubahan Sikap Melalui High Cognitive Effort Persuasion
Editor: Arif Rudi S

Pertanyaan:

Anda ingin merubah sikap (attitude) dari seorang tokoh masyarakat dari salah satu kelompok yang sedang berkonflik etno-religius dengan kelompok lawannya. Tokoh ini sangat diskriminatif dan anti dengan kelompok lawannya, menganggap versi penderitaan kelompoknya adalah yang paling benar, dan pihak lawannya adalah pihak agresor yang harus dibasmi sampai tuntas. Walaupun pendidikannya tidak terlalu tinggi namun yang bersangkutan adalah seorang tokoh karismatis yang menjadi panutan masyarakatnya. Sebagai fasilitator perdamaian, apa pengertian anda tentang sikap dan langkah-langkah apa yang akan anda lakukan untuk merubah sikapnya?
Jawaban:
Pada dasarnya sikap dapat diubah karena setiap orang berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Persuasi adalah salah satu cara untuk mengubah sikap. Persuasi dapat membentuk dan merubah sikap hasil dari pengolahan informasi. Langkah yang dapat diterapkan kepada tokoh yang karismatis dan menjadi panutan masyarakatnya akan tetapi pendidikannya tidak terlalu tinggi tersebut adalah High Cognitive Effort Persuasion yang mengajak tokoh tersebut untuk merefleksikan dirinya sebagai pihak lawannya ia dapat memahami dengan lebih baik tentang penderitaan lawannya. Upaya persuasi ini berfokus pada usaha pengolahan secara sistematis yang dipandu oleh fasilitator.

Tokoh yang mendapatkan pesan persuasif secara aktif tersebut diharapkan setelah pesan-pesan tentang pengetahuan masalah yang terjadi, maka sikapnya selama ini terhadap konflik etno religius tersebut diharapkan berubah menjadi pemikiran atau tanggapan secara kognitif yang baru. Perubahan sikap dari mediasi oleh melalui respons kognitif tokoh tersebut. Tingkat dan arah perubahan sikap merupakan fungsi dari respons kognitif yang terkaitan dengan pesan dan posisi tokoh tersebut. Respon kognitif yang ditunjukkan oleh tokoh tersebut dapat (a) yang menguntungkan, (b) tidak menguntungkan, atau (c) netral. Semakin besar tanggapan positif dan semakin kecil tanggapan negatif yang oleh pesan yang muncul, semakin besar perubahan sikap ke arah yang dianjurkan oleh pesan-pesan yang diinternalisasikan kepada tokoh tersebut.

Sumber:
LJ UAS Semester I, Socio-Cultural Competence and Resilience, Arif Rudi S. DRK, Unhan, 2014.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Fakta Pengadilan Agama Wonosobo (I)

Penyelesaian Konflik Agraria

Penyelesaian Konflik Agraria Konflik agraria sering terjadi akibat tumpang tindih kepemilikan atau penggunaan lahan antara masya...