Jumat, 07 Februari 2020

A Tit for Tat Strategy (Advokat | Pengacara | Konsultan Hukum Wonosobo)


A Tit for Tat Strategy

Editor: Arif Rudi S

A Tit for Tat Strategy adalah strategi kerja sama berbasis saling membalas yang diperkenalkan oleh Anatol Rapoort pada tahun 1981. Menurut simulasi komputer Axelrod, strategi ini adalah yang terbaik untuk membangun kerja sama jangka panjang. Garis besar yang dapat dilakukan dalam strategi ini adalah pihak pertama jangan berkhianat dan lakukan apa yang dilakukan pihak kedua sebelumnya. Kemudian bila pihak lawan itu berkhianat maka pihak pertama harus berkhianat.

Jadi kedua belah pihak berupaya menyelesaikan konflik dengan cara saling membalas.     Menurut strategi ini apabila para pihak ingin membangun kerja sama jangka panjang, maka pihak pertama seharusnya tidak pernah mulai berkhianat dengan tidak membayar kompensasi secara merata dan bila hal itu terjadi maka pihak kedua harus menghukum perbuatan pihak pertama itu salah satunya dengan cara menduduki lahan pihak kedua (hal tersebut tidak boleh dibiarkan). Pihak pertama tidak boleh baik terus nanti akan terus menjadi korban. Akan tetapi setelah satu tindakan pembalasan pihak pertama harus memaafkan pihak kedua dengan memercayainya lagi jangan saling membalas terus agar kerja sama dapat terbangun dalam waktu yang lama.

Sumber:

LJ UAS Semester I, Nature of Conflict, Arif Rudi S. DRK Unhan, 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Fakta Pengadilan Agama Wonosobo (I)

Penyelesaian Konflik Agraria

Penyelesaian Konflik Agraria Konflik agraria sering terjadi akibat tumpang tindih kepemilikan atau penggunaan lahan antara masya...